PERHATIAN...!!
Klik SUBSCRIBE terlebih Dahulu sebagai bentuk dukungan Anda!
Nonton selengkapnya di
https://youtu.be/YOHDg6bgn8o
Nonton juga pesawat karya pertama bj Habibi di PT DI
https://youtu.be/mjZ5As0BOog
Bandung, -- Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE)
yang mampu terbang terus menerus selama 24 jam merupakan wahana yang sangat
diperlukan untuk membantu menjaga kedaulatan NKRI dari udara yang sangat efisien
dan dapat mengurangi potensi kehilangan jiwa (tanpa pilot). Kebutuhan pengawasan dari
udara yang efisien terus bertambah seiring dengan meningkatnya ancaman daerah
perbatasan, terorisme, penyelundupan, pembajakan, serta pencurian sumber daya alam
seperti illegal logging dan illegal fishing.
Inisiasi pengembangan PUNA MALE telah dimulai oleh Balitbang Kemhan sejak
tahun 2015 dengan melibatkan TNI, Ditjen Pothan Kemhan, BPPT, ITB, dan PT Dirgantara
Indonesia (Persero). Dimana disepakatinya rancangan kebutuhan dan tujuan (DR&O)
yang akan dioperasikan oleh TNI khususnya TNI AU. Proses perancangan dimulai dengan
kegiatan preliminary design, basic design dengan pembuatan dua kali model terowongan
angin dan hasil ujinya di tahun 2016 dan tahun 2018 di BPPT, serta pembuatan
engineering document and drawing tahun 2017 dengan anggaran dari Balitbang Kemhan
dan BPPT. Pada tahun 2017 telah terbentuk perjanjian bersama berupa Konsorsium
Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA MALE) dengan anggota yang terdiri dari
Kementerian Pertahanan RI yaitu Ditjen Pothan dan Balitbang, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), TNI AU (Dislitbangau), Institut Teknologi Bandung/ITB
(FTMD), BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Len Industri (Persero). Di
tahun 2019 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) masuk sebagai
anggota konsorsium tersebut.
Tahun 2019 dimulai tahap manufacturing yang diawali oleh proses design
structure, perhitungan finite element method, pembuatan gambar 3D, dan detail drawing
2D yang dikerjakan oleh engineer BPPT dan disupervisi oleh PT Dirgantara Indonesia
(Persero). Kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan tooling, molding, cetakan dan
selanjutnya fabrikasi dengan proses pre-preg dengan autoclave. Di tahun ini juga
dilakukan pengadaan Flight Control System (FCS) yang diproduksi di Spanyol yang
diproyeksikan akan diintegrasikan pada prototype pertama PUNA MALE yang telah di
manufaktur oleh PT Dirgantara Indonesia pada awal tahun 2020. Proses integrasi
dilaksanakan oleh engineer BPPT dan PT Dirgantara Indonesia yang telah mendapatkan
pelatihan untuk mengintegrasikan dan mengoperasikan sistem kendali tersebut.